Logo Header

Binomo, Wahana Judi Berkedok “Trading”

Rezki Johannir
Rezki Johannir Kamis, 27 Januari 2022 22:11
Binomo, Wahana Judi Berkedok “Trading”

WAJAHINDONESIA.CO.ID – Setiap orang yang memiliki eksposur terhadap media sosial tentu tahu Binomo. Ya! Binomo adalah platform binary option yang populer karena iklan yang masif di YouTube.

Jutaan orang tidak menyadari bahwa mereka bisa menghasilkan US$ 1.000 dalam sehari tanpa meninggalkan rumah.”

Kurang lebih itulah kata-kata yang disampaikan dalam iklan Binomo. Kalau dikalkulasi dengan kurs rupiah saat ini, maka nilai US$ 1.000 akan setara dengan Rp 14,3 juta.

Jika ditelaah lebih dalam, di balik kata-kata tersebut, Binomo seolah hadir sebagai solusi bagi mereka yang ingin mengubah nasib secara instan tanpa perlu usaha banyak.

Binomo juga dibungkus sebagai suatu produk, instrumen atau media investasi yang cerdas. Namun yakinlah yang disampaikan oleh Binomo hanya teknik marketing belaka alias gimmick untuk menarik korban!

Sejatinya Binomo sendiri tak lain dan tak bukan adalah platform binary option yang memiliki sistem untuk berjudi, bukan trading apalagi investasi, sehingga jangan sampai salah kaprah.

Perbedaan antara judi dengan trading maupun investasi sebenarnya sudah sangat jelas. Dalam trading dan investasi ada underlying asset yang punya nilai yang diperdagangkan.

Adapun jika rugi atau untung besarannya tergantung modal, pergerakan harga aset dan ada tidaknya leverage yang digunakan.

Namun dalam kasus Binomo dan platform binary option lain, sebenarnya yang disediakan dalam platform bukan aset keuangan untuk diperjualbelikan, tetapi meja judi daring.

Layaknya Kasino, orang yang mengaku ‘trading‘ di Binomo dkk hanyalah mereka yang melakukan aksi tebak-tebakan apakah harga suatu aset akan naik atau turun sedangkan Binomo dkk bertindak sebagai ‘bandarnya’.

Seperti namanya yaitu opsi biner, seseorang hanya menebak harga suatu aset akan naik atau turun dalam jangka waktu tertentu, biasanya pendek di kisaran menit hingga detik.

Skemanya seperti ini, seseorang bisa memilih aset pasangan finansial mulai dari mata uang (forex), crypto, hingga indeks saham.

Asumsikan pasangan aset finansial yang dipilih merupakan GBP/USD di mana saat ini harga GBP/USD berada di 1,35 dan orang tersebut menebak dalam satu menit ke depan GBP/USD akan naik dengan mempertaruhkan sejumlah uang. Dalam hal ini anda bertaruh bak melakukan judi bola (sports betting) bahwa GBP akan menang melawan USD dalam 1 menit ke depan.

Jika dalam satu menit ke depan nilai GBP/USD berubah menjadi 1,40 maka beruntunglah orang tersebut berhasil melipatgandakan uangnya, meskipun dalam kenyataan dia hanya mendapatkan 80% keuntungan karena sisa 20% masuk ke kantong penyedia platform dalam hal ini adalah Binomo dkk.

Akan tetapi berbeda cerita jika ternyata dalam satu menit setelah sejumlah uang dipertaruhkan nilai GBP/USD turun menjadi 1,30 maka habislah seluruh uang yang dipertaruhkan.

Inilah yang membedakan gambling dengan trading. Selain karena ada aspek ‘spekulasi’ dan tidak ada perpindahan underlying asset, return ataupun kerugian yang didapat tidak bergerak sesuai harga pasar.

Dalam kasus GBP/USD tadi jika orang tadi membelinya lewat broker forex maka keuntungan atau kerugian yang didapat seharusnya hanya 3,85% (asumsikan tanpa ada leverage dan tidak mengacu pada perhitungan pips pada forex untuk kebutuhan ilustrasi secara sederhana), bukan 80% seperti pada skema Binomo dkk.

Dari pengertian harfiah saja sudah terlihat jelas bahwa yang dilakukan di platform opsi binari bukanlah trading karena arti harfiah dalam trading artinya bertukar, di mana apabila anda melakukan trading saham ataupun forex ada aset finansial yang berpindah tangan sedangkan dalam opsi binari Anda bertaruh melawan bandar yakni para penyedia platform.

Tidak peduli permainan apa yang dipilih, peluang kasino memenangkan uang Anda secara statistik lebih besar dari kemungkinan Anda meraup cuan dari meja judi karena adanya Casino Edge.

Kasus perjudian meja roulette bisa menjadi contoh yang menarik. Dalam roda roulette, ada angka 1-36 yang bisa Anda pilih untuk mempertaruhkan sejumlah uang Anda di mana setengah berwarna merah dan setengahnya lagi berwarna hitam. Sepintas apabila anda bertaruh bola akan jatuh ke warna merah, peluang kemenangan Anda terukur yakni 50%.

Namun ingat, di sana juga ada angka nol yang biasanya berwarna hijau paling mencolok dibandingkan warna dasar angka lain yakni hitam dan merah. Konsekuensinya secara statistik peluang kemenangan Anda tak lagi 50% dan hanyalah sebesar 48,64%. Ini artinya setiap Anda bertaruh Rp 100 ribu secara statistik Anda akan langsung ‘merugi’ sekitar Rp 2.700.

Skema ini sangat wajar dalam dunia perjudian dan tidak perlu kaget. Begitupun di kasus Binomo dan platform Binary Option lain. Jika hanya menebak harga naik atau turun sekilas peluangnya lebih besar daripada roulette karena probabilitas menang dan kalah adalah 50 : 50.

Akan tetapi perlu diingat apabila Anda menang maka uang yang diberikan hanya 80% dari taruhan akan tetapi apabila Anda kalah maka uang anda seluruhnya akan dimakan bandar.

Ini artinya secara statistik setiap Anda bertaruh Rp 100 ribu, Anda akan langsung kehilangan Rp 10 ribu, jauh lebih ekstrim dibandingkan dengan judi kasino roulette.

Selain secara statistik Anda sudah sangat dirugikan, ‘jebakan batman’ yang dipasang platform Binomo dkk tidak hanya itu. Jebakan tersebut banyak modelnya.

Dalam kasus ekstrem untuk Binary Option, bahkan chart sebagai acuan untuk spekulasi juga bisa dimanipulasi sedemikian rupa alias chart tersebut tidak sesuai dengan market riil sehingga pada akhirnya Anda akan tetap kalah.

Bahkan pada beberapa kasus, 2 orang yang berjudi di platform yang sama, aset finansial yang sama, dan di waktu yang sama, di mana yang satunya menebak aset akan turun dan yang satunya menebak aset akan naik, keduanya tetap kalah meskipun asetnya sama dan di waktu yang sama karena tentunya bandar tidak mau kalah sehingga chart pun dimanipulasi.

Jebakan lain yang juga dipasang bandar adalah lewat trik marketing dengan menggaet influencer yang seringkali tak jelas latar belakangnya untuk dipermak seolah menjadi trader profesional dengan kekayaan sekelas sultan.

Mereka adalah para affiliator yang sebenarnya bukanlah trader dan tidak melakukan aktivitas trading melainkan bertindak sebagai ujung tombak pemasaran untuk menjebak korban dengan iming-iming ‘cuan’ fantastis dan menjadi sosok kaya raya seperti mereka.

Model bisnis affiliate marketing di dunia gambling memberikan komisi yang fantastis bagi para affiliator-nya yang kebanyakan adalah influencer tadi.

Setiap aktivitas rekrutmen korban yang mereka lakukan bahkan dihargai dengan komisi selangit yang disebut-sebut bahkan bisa mencapai hingga 70% dari kerugian para korban. Dari situlah sebenarnya kekayaan mereka berasal.

Sampai di sini sudah jelas bahwa Binomo dkk bukanlah trading apalagi investasi. Opsi binari adalah pure berjudi. Aktivitas perjudian dengan broker asing yang merugikan ini membuat regulator (OJK dan Bappepti) sampai berkali-kali menutup situs Binomo dkk.

Bahkan salah satu afiliator yang paling getol memasarkan Opsi Binari di media sosial yakni Indra Kesuma alias Indra Kenz juga sudah mengakui bahwa Binomo memiliki sistem judi di salah satu interview di kanal Youtube.

Akan tetapi Indra tetap membungkus seolah-olah platform Binomo merupakan platform trading dan menawarkan pada pengikutnya untuk berjudi demi mendapatkan komisi jumbo berjumlah puluhan hingga ratusan miliar rupiah tanpa mempedulikan pengikutnya yang merugi hingga bangkrut.

Pamungkas, Tim Riset CNBC Indonesia ingin mengatakan bahwa jutaan orang tidak menyadari bahwa mereka juga bisa kehilangan US$ 1.000 tanpa perlu keluar dari rumah karena Binomo.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Rezki Johannir
Rezki Johannir Kamis, 27 Januari 2022 22:11
Komentar