Logo Header

WR I UNM Didaulat Jadi Pembedah Buku Aldera Karya Anggota VI BPK RI

Redaksi
Redaksi Jumat, 11 November 2022 23:13
WR I UNM Didaulat Jadi Pembedah Buku Aldera Karya Anggota VI BPK RI

WAJAHINDONESIA.CO.ID – Wakil Rektor Bidang Akademik (WR I) Universitas Negeri Makassar, Prof Hasnawi Haris didaulat menjadi salah satu pembedah buku “ALDERA” bersama dengan Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhanis, WR III Unhas Era Reformasi Prof Amran Razak, aktivis AMPD Akbar Endra dan Pius Lustrilanang selaku penggagas dan pembicara utama.

Kegiatan bedah buku tersebut diinisiasi oleh pengurus Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar bersama dengan Yayasan Anak Rakyat (YARI) di Hotel Claro, Jumat, 11 November 2022.

Prof Hasnawi Haris tampil sebagai pembedah kedua setelah Prof Drs Hamdan Juhanis. Kehadirannya sebagai pembedah bukan tanpa sebab,, Prof Hasnawi Haris juga merupakan salah satu aktivis ternama di eranya. Guru Besar Hukum Administrasi Negera itu dulu adalah Ketua Senat Perguruan Tinggi IKIP-UNM Makassar yang pertama (sekarang: BEM Universitas).

“Buku ALDERA yang ditulis oleh eksponen aktivis 90-an ini dapat dipandang sebagai pengingat sejarah pergerakan mahasiswa yang bermuara dari gerakan moral dan bertransformasi menjadi gerakan aksi politik yang luar biasa. Meski penulis tak memiliki rentang waktu lama dengan peristiwa pergerakan kaum muda 1993-1999 sehingga obyektifitas karya ini dapat dipertanggungjawabkan meskipun tidak lepas dari subjektivitas penulisnya,” terang Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) IKIP Ujung Pandang ini.

Ketika membaca ALDERA seperti membawa kita berada pada ruang-ruang waktu, kita seperti berada di dalam kehidupan gerakan mahasiswa seperti substansi buku ini.

“Buku ini sebenarnya menggambarkan perlawanan para kaum muda yang merasa terjadi banyak penyimpangan dimasa orde baru bahkan gelora perlawanan terus digerakkan, bahkan cenderung perlawanan terjadi dimana-mana dengan pola gerakan yang sama.

Mantan Dekan FIS ini juga memaparkan kecerdasan Pius Lustrilanang dalam memantik lahirnya buku ini. Terutama ketika menceritakan gerakan mahasiswa dari kampus akibat NKK/BKK yang kemudian memunculkan kelompok-kelompok studi, kelompok pers mahasiswa, dan kelompok gerakan aksi mahasiswa.

Untuk diketahui, buku ALDERA juga menceritakan soal gerakan pemuda progresif di dekade terakhir kekuasaan Orde Baru yang aktivitasnya bermula di awal 1990-an melalui gerakan pembelaan petani dan pemuda yang berujung pada perjuangan politik untuk mengakhiri otoritarianisme Orde Baru.

Bedah buku ALDERA ini mengangkat tema “Tanggung Jawab Moral Pius Lustrilanang”. Pius Lustrilanang merupakan mantan Sekretaris Jenderal organisasi ALDERA (Aliansi Demokrasi Rakyat).

Saat masa perjuangan reformasi, Pius sempat diculik dan ditangkap oleh aparatur negara orde baru karena dianggap sebagai salah satu tokoh pejuang reformasi yang diperhitungkan. Setelah puluhan tahun berlalu, kini Pius menjadi sosok yang baru. Pius telah menjadi anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI setelah 2 periode menjadi anggota Legislatif dari Partai Gerindra.

Bedah buku ini turut dihadir Wakil Ketua DPRD Sulsel Ni’matullah, Bupati Gowa Adnan Puchrita Ichsan, dan Bupati Sinjai Andi Seto Asapa beserta para aktivis dari berbagai organ di Makassar. (*)

Redaksi
Redaksi Jumat, 11 November 2022 23:13
Komentar