Logo Header

Densus 88 Sebut Wahdah Islamiyah Organisasi Islam yang Sudah Teruji

Redaksi
Redaksi Sabtu, 20 Agustus 2022 20:08
Dialog Kebangsaan Wahdah Islamiyah.
Dialog Kebangsaan Wahdah Islamiyah.

WAJAHINDONESIA.CO.ID, MAKASSARWahdah Islamiyah menggelar Dialog Kebangsaan bertema “Dengan Takwa dan Komitmen pada Konstitusi, Kita Wujudkan NKRI Jaya dan Harmoni”, di Gedung Aisyah, Kampus Putri Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA), Kota Makassar, Jumat, 19 Agustus 2022.

Acara itu menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menko Polhukam), Prof. Mahfud MD, dan Kepala Sub-Direktorat Kontra Ideologi Direktorat Pencegahan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, Kombes Pol Ponco Ardani, sebagai pembicara.

Dalam materinya, Mahfud menyambut gembira dan terharu dengan tema dialog yang dipilih ormas Wahdah Islamiyah. Menurutnya, dari tema itu ada kata taqwa, konstitusi dan harmoni.

“Adalah tiga variabel penting, dan menjadi pertimbangan bagi saya untuk hadir,” ujarnya.

Mahfud juga bercerita tentang awal mula mengenal Wahdah Islamiyah. Kala itu ia juga menjadi pembicara dalam Muktamar Wahdah Islamiyah yang diselenggarakan secara online karena masih masa pandemi.

“Dan waktu itu saya tanya sama BIN, menurut identifikasi BIN tentang Wahdah Islamiyah ini seperti apa? Saya akan datang tapi saya ingin tahu dulu. Kemudian identifikasi BIN mengatakan bahwa Wahdah Islamiyah adalah organisasi Islam yang berazas kebangsaan, menyatakan kesetiaanya kepada NKRI. Olehnya itu, BIN merekomendasikan kami untuk datang ke sana dengan tujuan mensolidkan komitmen tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, Kombes. Pol. Ponco Ardani, menyampaikan definisi radikalisme dan terorisme serta solusi agar tidak terpapar, salah satunya melalui kegiatan sosialisasi di tengah masyarakat.

“Jika diibaratkan seperti pohon, maka sudah jelas, akarnya itu adalah intoleransi. Tidak mau menyatu dengan segala perbedaan, dan selalu menyalahkan orang lain. Ketika intoleransi itu semakin dipelihara. Maka tumbuhlah batang radikalisme. Dan ketika semakin parah, maka mulai berubah menjadi aksi teror, yang kita sebut terorisme,” terangnya.

Selain itu, petinggi Densus 88 itu juga menyampaikan pesan bahwa fokus negara dalam menangani terorisme dan radikalisme saat ini bukan saja pada pemidanaan, tapi juga kepada bagaimana membangkitkan kembali nilai-nilai moral dan nilai-nilai agama luhur yang sudah tertanam dalam batin para pelakunya.

“Kepada anak-anak muda dan pengurus dari Wahdah ini, ibaratnya ujian sudah lulus. Kenapa lulus? Karena Prof Mahfud telah datang kesini dan saya berani terbuka datang kesini. Artinya fitnahnya sudah berlalu, jadi bapak-bapak ibu-ibu sudah teruji, karena dulu kita datang kesini ngak ngomong (sembunyi), kita foto ustadz-ustadznya, kita profil rumahnya dimana, itu dulu. Tapi sekarangkan sudah teruji. Harapan kami, mari kita jaga dan kita mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat Indonesia. Mudah-mudahan dengan kontribusi dari bapak Ibu sekalian, itu salah satu yang akan dikenang oleh bangsa ini,” kata kombes ponco.

Adapun Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Dr KH Muh. Zaitun Rasmin, memastikan bahwa tema yang diusung sudah sesuai dengan misi Wahdah Islamiyyah, yakni menjaga keutuhan bangsa dan negara sesuai dengan nilai moral Islamiyah. Dua pembicara lainnya dalam dialog kebangsaan itu, yakni Imam Besar Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M. Jusuf Makassar, Dr. KH. Muammar Bakry Lc, MA., serta pengurus MUI Pusat, Dr. KH. Sodikun, M. Si.

Redaksi
Redaksi Sabtu, 20 Agustus 2022 20:08
Komentar