Data BPS: Kemiskinan di Sulsel Turun, Makassar Naik
WAJAHINDONESIA.CO.ID, MAKASSAR — Data kemiskinan ramai diperbincangkan setelah menjadi topik hangat dalam Debat Pertama Pilgub Sulsel 2024.
Pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Sulsel nomor urut 01, Danny Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) paling disorot lantaran menyerang paslon 02 Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) dengan data kemiskinan yang keliru.
Hal itu setelah terungkap fakta bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan di Sulsel menunjukkan trend menurun. Sedangkan kemiskinan di Makassar justru naik.
Tepatnya pada tahun 2021-2023 selama Andi Sudirman menjadi gubernur. Presentase penduduk miskin di Sulsel turun dari 8,78 persen menjadi 8,70 persen.
Sementara pada tahun 2013-2024 selama Danny Pomanto menjadi walikota, presentase penduduk miskin di Kota Makassar naik dari 4,70 persen menjadi 4,97 persen. Bahkan, pada 2023 sempat mencapai 5,07 persen.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Andalan Hati, Muhammad Ramli Rahim (MRR) menilai, pasangan DIA salah memilih topik kemiskinan untuk menyerang dalam debat yang berlangsung, Senin (28/10/2024) kemarin malam.
Menurutnya, sudah sangat jelas bahwa berdasarkan data, Sulsel itu presentase penduduk miskinnya menurun, justru disebut naik oleh DIA. Padahal yang sebenarnya naik adalah presentase kemiskinan Kota Makassar yang dipimpin Danny Pomanto sejak 2013.
“Sebelum kakak DP (Danny Pomanto) jadi walikota tahun 2013, Kemiskinan di Makassar hanya 4,70, kakak DP akan berakhir 2024 malah jadi 4,97 bahkan di tahun 2023 lalu kemiskinan Makassar mencapai 5,07 jadi kelihatannya kakak DP semalam lupa bawa cermin baru menyerang,” ujar MRR, Selasa (29/10/2024).
Seperti diketahui, Danny Pomanto menyampaikan data bahwa angka kemiskinan Sulsel naik merespond pernyataan Andi Sudirman Sulaiman yang memaparkan upayanya untuk terus menurunkan angka kemiskinan di Sulsel sebagaimana yang dilakukan selama dirinya menjabat pada periode 2021-2023 lalu.
“Saya agak heran tadi dibilang kemiskinan menurun, di Statistik kita bisa lihat 2022 8,63, 2023 8,70, saya kira kalau statistik itu pasti naik, saya kira itu tidak tepat dikatakan turun. Yang kedua yang parahnya adalah pengagguran juga naik, akhirnya berdampak kepada kota, tapi syukurnya Kota Makassar pengangguran menurun,” kata Danny Pomanto.
Pengangguran Sulsel yang disebut naik oleh Danny Pomanto itu lantas mendapatkan balasan dari Andi Sudirman yang memaparkan data berdasarkan BPS.
Dimana untuk tingkat pengangguran terbuka, Sulsel terus mengalami penurunan. Andi Sudirman paparkan jika tahun 2021 pengangguran 5,72 persen, tahun 2022 4,51 persen, dan tahun 2023 4,33 persen.
Sementara di Kota Makassar, pengangguran masih tinggi. Tahun 2021 13,18 persen, tahun 2022 11,82 persen, dan tahun 2023 10,60 persen.
“Pengangguran di Sulsel terus menurun. Pengangguran tertinggi tercatat di Makassar 10,60 persen,” katanya.(*)