Logo Header

Teror Busur di Makassar

Redaksi
Redaksi Rabu, 30 November 2022 16:01
Ilustrasi pelaku pembusuran (INT)
Ilustrasi pelaku pembusuran (INT)

Busur adalah senjata tajam bermaterial paku yang ujungnya di bentuk bergeri terbuat dari kayu atau besi yang dibentuk sedemikian rupa hingga menjadi sebuah ketapel, dilengkapi dengan karet sebagai pelontar. Meski terbilang sederhana, namun busur ini memiliki kemampuan mematikan.

Busur juga merupakan senjata rakitan yang biasanya diberi racun yang terbuat dari isian batu baterai, air raksa, ataupun dari bangkai binatang seperti kodok. Namun, busur terkadang hanya berupa besi tanpa tambahan di ujungnya.

Begitu pula di wilayah kota Makassar dan Sekitarnya. Sejak Januari 2022, perang kelompok maupun aksi kejahatan jalanan yang menggunakan busur beberapa kali mencuat. Penggunaan busur dinilai sudah sangat darurat karena telah melibatkan anak-anak. Dan beberapa kasus terakhir yang terjadi, penggunaan busur semakin meluas. Senjata ini juga digunakan oleh pelaku kriminal jalanan seperti begal maupun geng motor.

Berdasarkan data yang dibagikan Chibernews.co.id Makassar menyebutkan Polsek Mamajang membongkar tempat pembuatan busur alias pabrik busur di jalan Baji Gau, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan dan penjualan busur dibanderol dengan harga Rp2.500 per biji. Sedangkan untuk ketapelnya itu harganya Rp15 ribu.

Tidak dapat di pungkiri, pasalnya berdasarkan data pada september 2022 ada 940 busur beserta pelontarnya telah diamankan dan dimusnahkan polisi. Kendati demikian, Polrestabes dan Pemerintah Kota Makassar melakukan tindakan untuk menekan angka kriminal jalanan dengan menggunakan busur. Mulai dari patroli rutin hingga membentuk organisasi Batalyon 120, sebuah wadah pembinaan mantan pelaku kriminal jalanan.

Menilik dari banyaknya data-data dan kasus pembusuran yang terjadi karena perang kelompok maupun aksi kejahatan jalanan, dan banyak pula dilakukan oleh remaja. Masyarakat tentunya perlu selalu waspada dan berhati-hati ketika pulang larut malam atau berpergian sendirian.

Pada dasarnya, pembusuran terjadi akibat kurangnya pendidikan karakter dan agama. Selain itu juga disebabkan karena kenakalan remaja ataupun bentuk perkembangan sosial.

Tidak hanya itu, akibat sikap ikut-ikutan dan ingin dibilang keren dalam kelompoknya juga menjadikan penyebab terjadinya pembusuran.

Dengan demikian, kolaborasi antar guru dan orang tua sangat dibutuhkan untuk menanamkan dan memperbaiki karakter anak dan remaja. Orang tua hendaknya memberikan pemahaman serta melakukan komunikasi yang baik agar selalu tercipta kedekatan dan rasa dicintai oleh keluarganya. Sehingga, remaja dan anak-anak memiliki karakter yang baik dan tidak terpengaruh oleh perilaku buruk di lingungannya.

Terakhir, pemerintah juga harus lebih peka terhadap fenomena teror busur ini dan mengambil tindakan pemberantasan secara cepat, memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku agar tercipta efek jera atau bahkan mengadakan patroli untuk keamanan wilayah Kota Makassar dan sekitarnya.

Penulis : Nurlaeli (Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar)

Redaksi
Redaksi Rabu, 30 November 2022 16:01
Komentar