BPDPKS Fasilitasi Ratusan Petani di Luwu Utara Ikut Pelatihan Penguatan Kelembagaan dan Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit

WAJAHINDONESIA.CO.ID, MAKASSAR – Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit Pelatihan Penguatan Kelembagaan dan Pelatihan Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit digelar untuk petani kelapa sawit Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kegiatan pelatihan tersebut berlangsung sejak 29 Juli-7 Agustus 2022 di Hotel Best Western, Kota Makassar, Sulsel dengan menghadirkan sebanyak 210 petani sawit dari Luwu Utara.

Pelatihan ini diadakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, dan  Pemerintah Kabupaten Luwu Utara (Pemkab Lutra).

Direktur Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), Sri Gunawan dalam sambutannya mengatakan, di Indonesia ada banyak daerah penghasil pertanian kelapa sawit.

“Di Indonesia banyak kabupaten pengahasil kelapa sawit. Namun hanya Ada 18 kabupaten dan Kabupaten Luwu Utara mendapatkan pelatihan ini. Saya ucapkan terima kasih kepada Bupati Lutra yang hadir memberikan support kepada petani,” ungkapnya mengawali sambutan.

Ia menjelaskan, Indonesia merupakan tanah yang subur, apapun yang akan ditanam bisa tumbuh subur.

“Ironisnya, komoditas pertanian di Indonesia ini tidak ada satu komunitas yang menang dengan luar negeri kecuali kelapa sawit,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, Luwu Utara merupakan penghasil komoditas Kakao. Di mana, hanya sekitar 24.000 Ha lahan kelaapa sawit.

“Artinya hanya 0,02 persen. Tapi petani kelapa sawit di Luwu Utara sangat solid, buktinya ditunjuk Kementerian Pertanian untuk diadakan pelatihan ini,” katanya.

Ia berharap agar Sawit di Luwu Utara harus menjadi percontohan nasional dan ramah lingkungan.

“Karena kelapa sawit merupakan komoditas global dan banyak ancaman dari negera penghasil minyak nabati. Namun ada beberap permasalahan kelapa sawit rakyat di bumi pertiwi,” ujarnya.

“Permasalahan pertama adalah legalitas lahan, kemudian perubahan iklim. Sehingga petani harus menyatu dengan perubahan iklim. Pupuk juga jadi masalah yang saat semakin mahal,” ujarnya menambahkan.

Untuk mewujudkan produktivitas yang optimal,  kata dia, ada tiga kata kunci, SDM harus terampil dan kompeten, kelembagaan yang sehat dan mandiri, teknologi yang tepat dan ramah lingkungan.

“Pelatihan ini memberi pemahaman cara mengelola kelapa sawit, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Ke depan, peserta pelatihan bisa menerapkan teknik budidaya kelapa sawit berkelanjutan. Bisa menularkan ilmu pelatihan ini, dan ketiga bisa menumbuhkan kelembagaan kelapa sawit yang berbadan hukum,” ucapnya.

“Muda-mudahan di Luwu Utara ada SMK yang spesifik di kelapa sawit. Ada beasiswa yang bekerja sama BPDPKS dengan Pemkab Luwu Utara . Kita siap membantu pengembangan SDM dan pengelolaan kelapa sawit supaya lebih maju dan berkembang. Penguatan seperti seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar nantinya komoditas kelapa sawit bisa menjadi juara diantara komoditas lainnya,” tandasnya.

Sementara itu, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani berharap dengan pelatihan tersebut para petani punya wawasan yang dapat dipraktekkan setelah kembali ke Luwu.

“Kami apresiasi dan berharap kegiatan tidak  berharap sampai di sini. Namun banyak pelatihan-pelatihan lain yang perlu dilakukan,” katanya.

Selain itu, ia menyebut komitmen pemerintah Lutra untuk terus mendukung program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)  yang dianggap cukup berhasil. Program ini diharapkan mampu mensejahterakan para petani sawit.

“Selama ini kami selalu mengawal program PSR yang telah berlangsung berapa tahun terakhir. Hasil evaluasi monev cukup bagus. Itu karena dari Pemda Lutra melakukan pendampingan,” jelasnya.

Selain itu, Bupati dua periode tersebut berharap yang masuk dalam asosiasi atau kelompok tani kelapa sawit adalah mereka yang betul-betul petani sawit. Olehnya itu dianggap perlu untuk melakukan identifikasi dan verifikasi dengan baik dan benar.

“Memastikan bahwa yang masuk kelompok yang memang petani sawit. Dibutuhkan indentifikasi dan verisikassi pemilik lahan, ini sangat penting,” sebutnya.

“Kami berkomitmen memberikan perlindungan karena mereka adalah tulang punggung kita. Diharapkan melalui asosiasi apa yang disuarakan akan lebih didengar,” katanya.

Kepala Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Sahron Helmi lebih menjelaskan, bagaimana perencanaan yang baik dalam pengelolaan kelapa sawit hingga bisa menjadi komoditas yang diperhitungkan.

“Pertama itu harus direncanakan dengan baik dan itu dimulai dari keluarga. Kalau tidak dari keluarga jangan harap akan meningkat produksi atau pendapatan (kelapa sawit). Jadi harus ada komunikasi yang baik antara keluarga. Kalau keluarga baik, maka perencanaan kelembagaan pasti akan lebih baik,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan SDM Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Eva Lizarni mengungkapkan, kegiatan pelatihan tersebut sudah berlangsung selama dua tahun

“Ini tahun kedua melaksanakan kegiatan ini kerjasama BPDPKS dengan kami. Alhamdulillah sudah menghasilkan rekomendasi 2.507 orang dari 9 kabupaten,” katanya.

Sejauh ini, berkat kerjasama BPDPKS dengan Kementerian Pertanian pada tahun 2021 pihaknya menyedikan sebanyak 600 beasiswa pendidikan dalam rangka menghasilkan bibit-bibit muda petani sawit,

“Tahun ini ada 1.000 orang mendapatkan beasiswa, saat ini sudah 7 orang yang lulus administrasi dari Luwu Utara. Nantinya kita akan lebih meningkatkan komunikasi lagi dengan pihak Pemkab Luwu Utara, agar lebih banyak lagi generiasi penerus komoditas pertanian kelapa sawit,” tandasnya.

Berita Terkait
Baca Juga